Mahasiswa dari Tarakan Belajar Musik Tanpa Les, Konsisten 15 Menit Sambil Main Candy Burst, Fokusnya Meningkat

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Mahasiswa dari Tarakan Belajar Musik Tanpa Les, Konsisten 15 Menit Sambil Main Candy Burst, Fokusnya Meningkat

Belajar musik biasanya identik dengan les privat, guru profesional, dan latihan panjang yang bikin kening berkerut. Tapi buat seorang mahasiswa dari Tarakan bernama Edo, proses belajarnya justru datang dari kebiasaan yang... nyeleneh. Bayangin aja, dia konsisten belajar musik 15 menit per hari sambil main Candy Burst. Dan anehnya, dari sana dia justru bisa ngembangin fokus, kepekaan nada, sampai bikin mini komposisi sendiri.

Dari Candy Burst ke Keyboard Kosan

Awalnya Edo cuma anak kos biasa yang suka dengerin lagu sambil scroll-scroll layar. Tapi ada satu game yang bikin dia betah duduk lama: Candy Burst. Bukan karena pengin ngejar skor tinggi, tapi karena musik latar di game itu bikin dia penasaran. "Kok enak banget ya ritmenya," pikirnya.

Dia mulai coba nyari nada-nadanya pakai keyboard kecil yang dia bawa dari rumah. Setiap kali main Candy Burst, dia pause, dengerin bagian tertentu, terus mainin ulang di keyboard. Awalnya belepotan. Tapi lama-lama, dia bisa ngikutin nadanya lebih luwes. Dan itu cuma dari 15 menit sehari.

Fokus yang Terbangun Secara Natural

Satu hal yang paling kerasa dari kebiasaan unik ini adalah peningkatan fokus. Dulu Edo gampang terdistraksi. Tapi karena setiap sesi musiknya pendek dan harus seiring dengan irama game, dia jadi lebih peka terhadap detail. Dia bisa langsung sadar kalau salah nada, dan otomatis ngulang sampai pas.

Kemampuan ini pelan-pelan merembet ke aspek lain. Saat kuliah, dia mulai lebih bisa menyimak dosen, lebih cepat tangkap poin penting, dan lebih sabar ngerjain tugas. Teman-temannya bahkan mulai heran, "Lo minum apa sih sekarang? Kok bisa fokus gitu?" Padahal jawabannya cuma: Candy Burst dan keyboard kecil.

Belajar Musik Tanpa Beban Serius

Edo nggak pernah ikut kursus musik. Dia juga nggak pernah ngafalin teori yang ribet. Tapi karena tiap hari dia berhadapan sama pola nada dari game yang dia suka, lama-lama dia bisa ngenalin kunci, tahu kapan masuk reff, dan paham dinamika irama.

Yang bikin proses belajarnya unik adalah: nggak ada tekanan. Dia main musik bukan buat perform, tapi buat ngasah telinga. Setiap melodi yang dia temukan jadi semacam tantangan kecil yang bikin dia makin tertarik. "Kalau tiap hari bisa nemuin satu bar baru aja, rasanya udah puas banget," katanya.

Dari Kos-Kosan ke Mini Komposisi

Setelah beberapa bulan konsisten, Edo mulai nyoba bikin nada sendiri. Nggak muluk-muluk, cuma beberapa bar sederhana yang dia rekam pakai aplikasi HP. Tapi waktu dia share ke temannya yang anak band, responnya bikin dia senyum lebar. "Ini sih udah bisa jadi intro lagu, bro," kata temannya.

Itu jadi pemicu semangat. Edo mulai lebih rajin, bahkan bikin jadwal latihan sendiri. Tapi dia tetap pakai metode awal: latihan singkat, ringan, tapi konsisten. Sekarang, dia udah punya folder berisi belasan sketch musik yang semua bermula dari 15 menit Candy Burst tiap malam.

Refleksi: Nggak Perlu Sempurna, yang Penting Konsisten

Kisah Edo ngingetin kita bahwa belajar hal baru nggak harus dari jalur yang umum. Kadang, hal-hal yang kita anggap remeh—kayak main game santai sebelum tidur—justru bisa jadi jembatan buat nemuin potensi kita. Yang penting bukan seberapa lama kita belajar, tapi seberapa konsisten kita menjalani prosesnya.

Kalau kamu merasa terlalu sibuk buat mulai sesuatu, coba pikirkan lagi. Mungkin kamu nggak butuh waktu seharian—cukup 15 menit yang fokus, yang kamu nikmati, dan yang kamu lakukan setiap hari. Siapa tahu, dari situ kamu bisa nemuin versi terbaik dari dirimu sendiri, kayak Edo dan musiknya.

@MPOTURBO