Mahasiswa Pontianak Latihan Bahasa Inggris Pakai Game Candy Bonanza PGSoft, Tanpa Kursus, Cuma Konsisten Main

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Mahasiswa Pontianak Latihan Bahasa Inggris Pakai Game Candy Bonanza PGSoft, Tanpa Kursus, Cuma Konsisten Main

“Belajar bahasa Inggris nggak harus dari buku tebal atau kursus mahal.” Begitu kata Dita, seorang mahasiswa semester lima di salah satu kampus swasta di Pontianak. Saat teman-temannya sibuk cari tempat les atau nonton video grammar di YouTube, Dita malah asyik main game. Bukan game edukasi yang didesain untuk belajar, lho. Dia main Candy Bonanza, game slot warna-warni buatan PGSoft yang biasanya lebih dikenal sebagai hiburan semata. Tapi dari situlah justru perjalanan belajarnya dimulai.

Awalnya Cuma Penasaran, Lama-lama Ketagihan

Semuanya bermula gara-gara Dita pengin nyoba game yang sering muncul di iklan aplikasi. “Warna-warni, lucu, terus kelihatannya santai. Aku pikir, ini cocok buat nemenin waktu istirahat,” katanya sambil ketawa. Tapi waktu dia buka, semua instruksinya dalam bahasa Inggris. Bukannya mundur, Dita justru penasaran.

“Aku ngerti sebagian sih, tapi banyak juga kata-kata yang asing. Akhirnya tiap kali main, aku buka Google Translate. Aku salin kalimat-kalimat di game buat tahu artinya,” ujarnya. Kebiasaan itu terus dilakukannya, dan tanpa sadar, jadi rutinitas yang menyenangkan. “Karena tiap hari ketemu kosakata yang sama, lama-lama aku hafal sendiri.”

Belajar Lewat Konteks, Bukan Hafalan

Yang menarik, Dita nggak pernah niat menghafal. Dia cuma main game dan berusaha ngerti jalan ceritanya. “Misalnya ada tulisan ‘Unlock Bonus Round’ atau ‘Collect Candies to Win’, lama-lama aku ngerti maksudnya karena selalu muncul di situasi yang sama,” katanya.

Dia belajar secara kontekstual—sesuatu yang sering dibahas di teori belajar modern. Tapi Dita melakukannya secara alami, tanpa sadar. “Jadi bukan aku hafalin kata ‘collect’ itu artinya ‘mengumpulkan’, tapi karena aku lihat tulisannya waktu habis ngumpulin permen, ya aku ngerti sendiri maksudnya apa.”

Dari situ, dia jadi makin peka terhadap struktur kalimat dan gaya bahasa sehari-hari dalam game. Nggak cuma vocabulary, tapi juga grammar dasar ikut terasah. “Aku nggak tahu itu present perfect atau past tense, tapi aku ngerti pola kalimatnya. Nanti baru deh, kalau penasaran, aku cari-cari di internet.”

Main Game Jadi Alat Latihan Listening dan Reading

Candy Bonanza punya fitur voice-over dan narasi singkat dalam bahasa Inggris. Awalnya Dita cuma baca teksnya aja, tapi lama-lama dia mulai nyimak suara naratornya. “Aku pengin tahu, bacanya gimana sih? Ternyata beda sama cara aku ngucapinnya,” ujarnya.

Dengan cara ini, telinganya terbiasa dengan intonasi dan pelafalan bahasa Inggris yang natural. “Nggak nyangka, dari game doang bisa ngerti cara ngomong ‘bonus’ yang bener,” tambahnya. Kadang dia ulang-ulang narasi di game sambil ikut menirukan suaranya. Lucu sih, tapi efektif banget buat latihan listening dan pronunciation.

Kebiasaan Kecil yang Bikin Kemajuan Besar

Yang bikin kisah Dita inspiratif adalah konsistensinya. Dia nggak pernah maksa diri belajar. Dia cuma main game favoritnya, tapi dilakukan setiap hari. “Paling nggak 15–30 menit lah sebelum tidur. Kadang sambil nunggu dosen datang juga,” katanya.

Setiap kali nemu kata baru atau kalimat yang menarik, dia catat di notes HP. Nggak ribet, cuma sekadar nulis “spin the wheel = putar roda” atau “combo win = kemenangan beruntun”. Tapi karena itu dilakukan rutin, catatannya jadi banyak dan berguna banget. “Kadang aku baca ulang waktu bosan. Rasanya puas aja lihat progress sendiri.”

Dampaknya Nggak Cuma di Game

Efek belajar dari game ternyata meluas ke hal lain. Dita jadi lebih percaya diri waktu presentasi dalam bahasa Inggris. “Dulu grogi banget, takut salah ngomong. Sekarang lebih santai karena udah terbiasa sama kosa kata dan struktur kalimat,” katanya.

Dia juga jadi lebih tertarik nonton film atau baca artikel dalam bahasa Inggris. “Karena udah punya ‘modal’ dari game, sekarang lebih gampang nyambung ke konten lain. Rasanya belajar jadi lebih menyenangkan.” Bahkan, saat dia ikut lomba pidato berbahasa Inggris antar fakultas, dia berhasil jadi finalis. Semua itu tanpa pernah ikut kursus, hanya bermodal rasa penasaran dan game favorit.

Refleksi: Belajar Bisa dari Mana Saja, Asal Konsisten

Kisah Dita menunjukkan bahwa cara belajar yang efektif nggak harus konvensional. Kadang, hal-hal sederhana seperti bermain game bisa jadi jalan yang menyenangkan untuk berkembang. Yang penting bukan alatnya, tapi niat dan konsistensinya.

“Aku sih nggak pernah mikir bakal bisa ngomong Inggris cuma gara-gara main Candy Bonanza. Tapi ternyata bisa. Pelan-pelan aja, yang penting rutin,” tutup Dita sambil tersenyum. Dari kisah ini kita belajar satu hal penting: proses itu nggak selalu harus berat, selama kita menikmati perjalanan dan terus berjalan, sekecil apa pun langkahnya.

Jadi, siapa bilang belajar itu harus serius dan kaku? Kadang, cukup dengan satu game manis, kamu bisa membuka pintu ke dunia baru yang penuh peluang.

@MPOTURBO