Belajar Public Speaking Ala Raka dari Klaten, Meniru Pola PGSoft yang Diceritakan Sang Kakek Saat Main
Kamu pernah nggak sih merasa deg-degan setengah mati cuma gara-gara disuruh ngomong di depan kelas? Atau ngerasa suara kamu kayak ilang begitu berdiri di depan banyak orang? Nah, Raka dari Klaten dulu juga gitu. Tapi yang bikin unik, dia belajar public speaking bukan dari buku, bukan dari seminar, bahkan bukan dari pelatih profesional. Dia belajar dari... cerita kakeknya yang dulu sering main game dan ngulik gaya cerita PGSoft.
Semuanya Dimulai dari Teras Rumah dan Secangkir Teh
Raka punya kebiasaan yang mungkin nggak biasa buat anak muda zaman sekarang: nongkrong bareng kakeknya di teras rumah sambil denger cerita. Kakeknya ini dulu sering banget cerita ulang kisah-kisah yang dia dapet dari game yang dia mainkan. Salah satu favoritnya adalah gaya cerita PGSoft yang katanya punya "alur naik-turun kayak hidup orang."
Setiap malam, mereka duduk bareng. Kakeknya cerita, Raka dengerin. Tapi yang menarik, kakeknya nggak pernah cuma cerita. Dia pake ekspresi, intonasi, kadang bahkan efek suara yang bikin ceritanya hidup. Tanpa sadar, Raka belajar dari situ: ternyata berbicara itu bukan soal apa yang kita bilang, tapi gimana cara kita bilangnya.
Meniru Gaya Narasi, Bukan Hanya Isinya
Saat teman-temannya sibuk belajar presentasi dari PowerPoint, Raka mulai meniru gaya kakeknya bercerita. Dia nyoba ulangin cerita-cerita itu sendirian di kamar, lengkap dengan gaya bicara dan gerak tubuh. Kadang dia ngaca, kadang dia rekam suaranya lalu dengerin lagi.
Yang dia pelajari bukan cuma isi ceritanya, tapi ritme, jeda, dan emosi dalam penyampaian. "Kakek tuh kayak tahu kapan bikin pendengarnya deg-degan, kapan bikin ketawa," katanya suatu waktu. Dari sana, Raka ngerti kalau kemampuan berbicara itu bisa dilatih kayak kita ngafalin beat musik.
Keberanian Pertama di Depan Teman-Teman
Pentas pertama Raka bukan di seminar atau panggung besar. Tapi di acara 17-an kampung. Waktu itu dia diminta bacain cerita rakyat. Awalnya gugup, tapi dia inget gimana kakeknya biasa buka cerita dengan kalimat yang bikin penasaran. Jadi dia mulai dengan tenang, pelan, lalu naikkan intonasi sesuai klimaks cerita.
Reaksi penonton? Mereka diam dan fokus. Dan ketika selesai, beberapa anak kecil bahkan minta diceritain ulang. Raka sadar, dia nggak lagi cuma "ngomong", tapi bercerita—dan itu bikin orang lain mau denger.
Public Speaking Versi Raka: Cerita yang Punya Irama
Berbeda dari teknik presentasi biasa yang cenderung kaku, Raka mengembangkan gaya sendiri. Dia selalu mulai dengan pertanyaan atau situasi yang relatable. Lalu pelan-pelan bawa audiens ke dalam cerita, pakai elemen kejutan atau humor ala PGSoft yang dulu sering diceritain kakeknya.
Dia juga nggak takut untuk jeda. "Kadang diem sebentar lebih efektif daripada ngomong terus," katanya. Gaya ini justru bikin orang makin penasaran dan nggak pengen melewatkan satu kata pun dari yang dia sampaikan.
Dari Klaten ke Forum Nasional
Suatu hari, videonya waktu bercerita di kampung diunggah ke media sosial. Nggak disangka, jadi viral. Salah satu panitia forum anak muda nasional ngundang dia jadi pembicara. Temanya? "Bercerita dengan Hati." Raka berdiri di panggung besar, tapi cara bicaranya tetap sama: hangat, santai, dan penuh warna cerita.
Dia nggak pakai slide, cuma berdiri dan mulai cerita: tentang kakeknya, tentang game, tentang bagaimana cerita bisa mengubah cara kita memandang hidup. Dan orang-orang mendengarkan. Bukan karena dia paling pintar, tapi karena dia paling tulus.
Pelajaran yang Dibawa Raka Sampai Sekarang
Raka nggak pernah menyangka kebiasaan kecil dengerin cerita di teras rumah bisa jadi jalan untuk bicara di depan ratusan orang. Tapi dari situ dia belajar, bahwa skill penting kadang datang dari tempat yang nggak kita duga. Yang penting, kita terbuka buat belajar dan berani nyoba.
Menurut Raka, public speaking itu bukan soal jadi sempurna, tapi soal jadi manusia. Bicara dengan hati, cerita dengan niat, dan hadir secara penuh di setiap kata yang kita ucapkan.
Refleksi: Kadang yang Kita Cari Sudah Ada di Sekitar Kita
Kisah Raka ngajarin kita bahwa pembelajaran bisa datang dari mana aja, bahkan dari kakek yang suka main game dan cerita soal pola PGSoft. Kadang, kita sibuk nyari inspirasi jauh-jauh, padahal yang paling berharga justru ada di rumah, di percakapan sehari-hari, atau di hobi kecil yang kita anggap remeh.
Jadi kalau kamu merasa belum jago ngomong di depan umum, coba lihat lagi ke dalam dirimu. Mungkin kamu udah punya semua bahan yang dibutuhkan—tinggal diasah, diceritakan, dan dibagikan ke dunia.